Pages

Sunday, December 30, 2012

Tahun Baru Masehi vs Hijriyah

Besok malam adalah malam tahun baru masehi, yaitu permulaan tahun pada kalender gregorian. Dan sudah menjadi adat atau bisa dibilang tradisi ketika datangnya tahun baru masehi hampir di seluruh belahan dunia menyambut tahun baru penuh dengan suka cita. Gemerlap keindahan kembang api menghiasi langit di malam tahun baru, terompet tahun baru pun ditiup bersahutan bertepatan dengan bunyi dentang jam 00.00.

Sebagai seorang muslim, ingatkah sahabat kapan tahun baru Hijriyah? Di negara ini yang notabene mayoritas beragama Islam, tidak terlihat perbedaan yang mencolok ketika tahun baru Hijriyah. Jalan-jalan begitu sepi dan hanya segelintir orang yang merayakan, bahkan banyak yang tidak tahu kalau hari itu tahun baru agamanya sendiri.. Islam!!! Rasulullah bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Artinya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari (golongan) mereka”.
(Hadits Riwayat Abu Dawud)

Merujuk pada hadits di atas, maka alangkah baiknya kalau kita seharusnya tabayyun (kroscek) dahulu asal muasal dari perayaan tahun baru masehi. Kenapa harus 1 Januari? Dan budaya dari kaum apakah perayaan tersebut? Hal itu dimaksudkan agar kita tidak terjebak oleh ketidaktahuan kita yang akan menyebabkan kita terlempar ke dalam kesesatan.

Sejarah Tahun Baru 1 Januari
Mari kita buka The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237.
“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year’s Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who had two faces – one looking forward and the other looking backward.”
Artinya kurang lebih begini :
“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.
Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala, hingga kini biasa memasukkan budaya mereka ke dalam budaya kaum lainnya, sehingga terkadang tanpa sadar kita mengikuti mereka. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani, dan dikawal oleh sebuah persaudaraan rahasia yang disebut sebagai Freemasons. Freemasons sendiri adalah kaum yang memiliki misi untuk melenyapkan ajaran para Nabi dari dunia ini.

Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristen selain penggunaan lambang salib. Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.

Februarius diambil dari upacara Februa, yaitu upacara semacam bersih desa atau ruwatan untuk menyambut kedatangan musim semi. dengan ini februarius menjadi bulan yang kedua, sebelum musim semi datang pada bulan Maret. maka bulan-bulan yang terdahulu letaknya di dalam penanggalan baru menjadi tergeser dua bulan, dan susunannya menjadi: Januarius, Februarius, Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintrilis, Sextilis, September, October, November dan december.

bulan Martius mengambil nama Dewa Mars, bulan Maius mengambil nama dewa Maia dan bulan Junius mengambil nama dewa Juno. Sedangkan nama-nama Quintrilis, Sextrilis, September, October, November dan December adalah nama yang diberikan berdasarkan angka urutan susunan bulan. Quntrilis berarti bulan kelima, Sextilis bulan keenam, september bulan ketujuh, October bulan kedelapan dan December bulan kesepuluh. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli).

Adapun nama bulan Aprilis diambil dari kata Aperiri, sebutan untuk cuaca yang nyaman didalam musim semi, berdasarkan nama-nama tersebut diatas nampak bahwa pada zaman dahulu permulaan penanggalan jatuh pada bulan maret. hal ini erat kaitannya dengan musim dan pengaruhnya kepada tata kehidupan masyarakat di Eropa. Bulan Maret (tepatnya 21 Maret) adalah permulaan musim semi. awal musim semi disambut dengan perayaan sukacita karena dipandang sebagai mulainya kehidupan baru, setelah selama 3 bulan mengalami musim dingin yang membosankan. jadi kedatangan musim semi ini dirayakan sebagai perayaan tahun baru setiap tahun.
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa asal mula tahun baru masehi bukan berasal dari ajaran islam akan tetapi dari orang-orang kafir. Dan kita sebagai seorang muslim dituntut untuk mengikuti ajaran islam dengan semurni-murninya dan sebenar-benarnya tanpa mencampur adukan antara ajaran islam (al-haq) dengan ajaran-ajaran yang lain (bathil). Allah berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah: 42)

tentu saja tidak ada faidah dan manfaat yang bisa kita ambil dari peringatan tahun baru masehi, merenungi diri kah? Kalaupun ia mengapa harus di tahun baru masehi yang sudah jelas sejarahnya tidak ada kaitannya dengan sejarah agama kita Islam. Islam menganjurkan agar kita selalu merenungi diri bermuhasabah setiap saat, meminta ampunan dan hidayah-Nya. Berdoa menjadi lebih baik kah di tahun yang akan datang? Berdoa di penghujung tahun masehi tidak pernah rasul ajarkan, mari kita tengok lagi waktu-waktu yang mustajab untuk bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Atau malah berpesta pora dengan menenggak minuman haram dan diiringi dengan sorak sorai gemerlap tahun baru dan musik keras yang mematikan hati. Naudzubillahimin dzalik. Semoga kita terhindar dari perbuatan yang sia-sia.

SOURCE: Dikutip dari berbagai sumber  http://un2kmu.wordpress.com/  http://lifestyle.kompasiana.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_baru

3 comments:

  1. assalamualaikum...
    salam kenal

    kroscek...
    Sebagai seorang muslim, ingatkah sahabat kapan tahun baru Jihriyah?
    Hijriyah maksudnya ya hehehe...
    Kalo saya lbh senang dirumah aja tahun baru masehi,kl thn baru hijriyah biasanya doa..tp kl doa sih setiap saat :D

    ReplyDelete
  2. Berarti itu gk berlaku kalo di Australi ya? Kan di Ostrali mah musim dinginnya kebalikan di Eropa :D

    ReplyDelete

Terimakasih telah sudi membaca artikel ini. Penulis memohon kesediaan sobat untuk mengisi kotak komentar. Untuk menggunakan Emoticon, tulis teks yang ada di samping gambarnya.