Saturday, February 25, 2012

Pagiku Tak Secerah Kemarin


Pagi menyapa dengan lembutnya
melantunkan aroma tanah yang basah semalam karena hujan
Pagi berarak tak menentu
karena mentari tak kunjung datang
enggan beringsut dari peraduannya karena sang awan yang menghadang

pagi ini tak kulihat senyumnya mentari
tak dapat kurasa hangat belaiannya yang menyinari bumi
hanya ada semburat mendung di langit
membisikkan kata sendu

Pagi ini langit pucat, tak secerah pagi kemarin
Sama seperti rona hatiku kini
yang gerimis tak menentu
tercekat oleh sang waktu
yang diam-diam mencekik seluruh urat nadiku


aku tak mampu membayangkan akan kenyataan itu
tak mampu dan tak sanggup ku menerimanya
sungguh aku tak mungkin bisa menerima kenyataan pahit itu
tak sanggup ku berbuat lebih untukmu
hanya kata ini yang mampu keluar dari bibir ini

Ibu....kuingin menghapus semua air matamu
bertahanlah karena anakmu akan selalu berada di sisimu
bahkan ketika dunia meninggalkanmu
ku akan menjadi pelitamu
takkan pernah kubiarkan seorang pun melukaimu lagi
(bersambung)

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment

Terimakasih telah sudi membaca artikel ini. Penulis memohon kesediaan sobat untuk mengisi kotak komentar. Untuk menggunakan Emoticon, tulis teks yang ada di samping gambarnya.