Sunday, January 2, 2011

My Soulmate....

Mungkin sedikit aneh melihat judul di atas disandingkan dengan foto di samping ini. Bagi sebagian orang mungkin itu sangat aneh dan tidaklah wajar. Tapi bagiku.....ya inilah kenyataannya, sahabat sejatiku adalah kucing. Sesosok makhluk yang dulu pernah mengisi hari-hariku dan selalu ada untukku.

Nesa nama yang kuberikan untuknya. entah kenapa nama tersebut yang kuberikan, tak tau filosofinya apa yang pasti setiap kupanggil "nesa" "nesa", dia pasti akan langsung menghampiriku.

Sebenarnya nesa bukanlah milikku. Kalau ditelusuri, pemilik sebenarnya kucing tersebut adalah Dewi, saudaraku yang tanggal lahirnya sama denganku, 26 Desember. tapi kami berbeda jauh umurnya, kurang lebih beda 15 tahun. ha..ha...seorang aku yang kala itu duduk di bangku SMA memperebutkan seekor kucing dengan anak yang masih berumur 5 tahun. sudah barang tentu akulah pemenangnya. pada akhirnya akulah pemilik Nesa yang sah, akulah yang membesarkan dia sampai besar. dan aku pula yang mengajarinya sopan santun.

Sejak kecil nesa sudah kuajarkan untuk bersikap selayaknya kucing yang terhormat dan mempunyai tata krama yang baik. Hal pertama kuajarkan padanya bahwa Nesa adalah namanya, jadi setiap kupanggil nesa maka dia harus mengerti bahwa yang kupanggil adalah kucing kecil itu. sulitkah untuk memberikan pemahaman kepada kucing kecil itu??? Oh...tidak juga. mungkin awalnya lumayan susah tapi lama kelamaan dia mengerti dan sangat paham. jadi setiap ada orang entah siapapun itu yang mengucapkan kata "nesa", pasti kucing itu akan segera mendekati sumber suara. Tau bagaimana trik nya? Ya...dengan makanan. Jadi ketika aku sebut nesa...nesa...nesa...maka aku pun sudah menyiapkan makanan, lalu nesa menghampiri dan kuberikan makanan itu. jadi aku tanamkan dalam pikirannya dimana ada "Nesa" maka disitu pasti ada makanan. hehehe....ilmu yang aneh...


Pelajaran lain yang kuberikan padanya adalah tidak buang kotoran sembarangan, hal ini merupakan tiket masuk nesa di keluarga kami. karena pada awalnya ibuku melarang untuk memeliharanya. "ntar bau, kucing kan suka pipis sembarangan" sahut ibuku. kucing ini aku pelihara sejak masih sangat kecil, jadi yang kutanamkan padanya pun harus dari awal sekali. bagaimana seharusnya pipis di tempat yang sudah disediakan. kadang dulu waktu masih kecil, suka kugotong-gotong dia ke wadah berpasir yang kuletakkan d dapur hingga dia mandiri dan bisa buang kotoran sendiri.

Nesa dibesarkan dengan penuh kasih sayang, tak kurang apapun darinya. setiap hari diberi makan, diberi minum dan kadang-kadang kumandikan juga. sungguh perhatian yang kuberikan seperti ke adik sendiri (maklum, aku anak tunggal), kadang aku lupa kalau nesa hanyalah seekor kucing peliharaan. Sering aku lebih mementingkan kucing itu daripada keluargaku sendiri. rasa sayangdan perhatianku sangatlah besar padanya. tak bisa rasanya jika sehari saja tak bertemu dan memeluknya. bahkan setiap hari nesa lah yang menemaniku tidur. kami selalu satu ranjang bersama. mamah sering memarahiku untuk urusan yang satu ini.

tahun berganti tahun, nesa sudah menjadi kucing dewasa yang sangat cantik. bulu nya lebat dan bersih, lucu banget deh pokoknya. dan aku makin sayang padanya. akan tetapi hari itu....hari yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku. sakit sekali rasa nya mengingat kejadian di hari itu. tanggal 5 Agustus 2006 nesa dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. sungguh aku sangat tidak percaya akan hal itu. tak ingin ku mempercayainya. Nesa mati dipangkuanku....ya, nesa menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuanku.

tak sanggup ku menahan air mata yang mengalir, tak henti-hentinya melihat kucing peliharaanku mati. sungguh aku tak menyangka akan hal itu. begitu teganya orang yang telah meracuninya. nesa mati karena keracunan. racun yang sangat ampuh sehingga langsung membuatnya tak bernyawa lagi. aku melihatnya meregang nyawa, segala cara kucoba untuk menetralisir racun tersebut. mamah bilang "kasih susu untuk menetralisir racunnya". kupaksa nesa untuk meminum susu, tapi tetap tidak bisa menghentikan racun itu menyebar. dalam hitungan detik nesa meninggal di pangkuanku.....

sedih yang kurasa dan kehilangan yang teramat sangat. tak berhenti disitu saja. di hari itu pula pengumuman SPMB. dan aku tidak masuk universitas yang kupilih, ITB dan UNPAD......rasanya seakan tuhan sangat tidaklah adil terhadapku. hatiku hancur remuk tak berdaya menghadapi takdir yang menyapaku dengan sangat kejamnya. nesa...oh nesa.....sungguh kumerindukanmu.

Itulah mengapa sampai saat ini, semua kucing yang ada di seluruh dunia selalu kupanggil dengan sebutan nesa. bahkan semua hewan akan kupanggil dengan nama nesa. Nesa akan selalu ada di hatiku dan tidak akan pernah tergantikan selama-lamanya.




0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment

Terimakasih telah sudi membaca artikel ini. Penulis memohon kesediaan sobat untuk mengisi kotak komentar. Untuk menggunakan Emoticon, tulis teks yang ada di samping gambarnya.